Senin, 17 Juni 2013

Karya ilmiah


Pengaruh Sekolah Sebagai Penentu Masa Depan
KARYA TULIS ILMIAH

Karya tulis ilmiah ini dikerjakan dalam rangka pembelajaran bahasa Indonesia yang diajukan sebagai tugas akhir semester I






Ulia Niati
Rahani Gustina
Kelas : XI IPA Unggul



DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MUARO JAMBI
SMA NEGERI 8 MUARO JAMBI
TAHUN AJARAN 2012/2013

Halaman Pengesahan

Karya tulis ilmiah yang berjudul : “Pengaruh Sekolah Sebagai Penentu Masa Depan”, dan topiknya “Pengaruh Pendidikan Tingkat SMA Sebagai Penentu Masa Depan Siswa” yang diajukan sebagai tugas akhir semester I tahun ajaran 2012/2013
Telah di periksa dan disahkan oleh guru pembimbing






                                                                                                Rengas Bandung,     Januari 2013
                                                                                                Pembimbing
                                                                                                Mata pelajaran



                                                                                                Lely septasari, S,Pd
                                                                                                NIP: 198109202006042006




Kata Pengantar

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang berjudul “Pengaruh Sekolah Sebagai Penentu Masa Depan”, dan topiknya “Pengaruh Pendidikan Tingkat SMA Sebagai Penentu Masa Depan Siswa”. Kaya tulis ini merupakan syarat yang di ajukan sebagai pelengkapan tugas akhir semester I. selanjutnya salawat dan salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Setelah melalui proses yang lumayan panjang, akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini guna untuk kelengkapan syarat tugas akhir semester I, sekalipun dengan banyaknya keterbatasan. Penulis mengakui bahwa penulis adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat begitu sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah penulis selesaikan. Penulis melakukan semaksimal mungkin dengan kemampuan yang penulis miliki.

Dengan selesainya karya tulis ini penulis mengharapkan banyak manfaat yang dapat diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat menjadi pandangan positif untuk masa depan para kalangan remaja sekarang.


Halaman Persembahan

Alhamdulillah…
Dengan rasa syukur kupersembahkan buat orang-orang yang terkasih dan tersayang yang telah banyak membantu penulis selama ini :

Thank to….

Tuhan yang Maha Esa, atas segala sesuatu yang sudah di berikan kepada penulis dan mempersatukan penulis ke dalam jendela pendidikan ini.

Untuk ibu Lely Septasari S,pd sebagai pembimbing penulis, terima kasih engkau telah mau membimbing penulis agar penulis mengerti dan terima kasih engkau telah memberikan kesempatan kepada penulis membuat karya tulis ilmiah ini.

Untuk SMA N 8 Muaro Jambi dengan guru-guru terbaiknya sebagai tempat penulis memperoleh prestasi, reputasi, dan prestise.

“Kami ingin membuat kalian bangga”

Ucapan pribadi dari penulis Rahani…….
Untuk Bapak dan Emak terima kasih atas doamu dan dorongan untukku sebagai motivasi diriku
Untuk Oomku ( Yudhi Cristiawan ) terima kasih telah meminjami buku-bukumu.

Ucapan pribadi dari Penulis Ulia…….
Untuk Abak dan Emak terima kasih atas doamu selama ini engkau menjadi motivasi untukku
Untuk kakakku (Husmi Utari) yang telah mengajari kata per kata dan untuk adik-adikku (Ahyan dan Alhanif) sebagai penghibur diriku
Untuk orang tersayang dan….
Untuk komputerku yang telah setia menemani penulisan karya tulis ini.

Untuk sahabat-sahabat penulis, untuk Derablue, dan untuk teman-teman kelas XI IPA Unggul yang menjadi motivasi penulis dan ikut serta dalam penulisan.

Semoga atas semua pengorbanan, perjuangan, dan kesabaran kalian mendapatkan balasan dari Allah SWT.
Amin Ya Rabbal’Alamin......

BAB I
PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal penting bagi setiap masing-masing individu, pendidikan memiliki perannya sendiri untuk kehidupan yang akan datang. Berbicara tentang pendidikan mencangkup juga tentang sekolah, sekolah adalah tempat untuk mendapatkan pendidikan, sekolah juga menjadi rumah kedua kita. Di sekolah tentunya kita memiliki pengalaman-pengalaman seru yang mengasyikkan, apalagi kita berbicara tentang Sekolah Menengah Atas (SMA) di sini kita melihat dan merasakan dunia tentang SMA itu, dunia tersendiri yang kehidupannya mengasyikkan. Para siswa harus rajin belajar untuk persiapan kuliah namun ada juga kisah cinta, intrik pergaulan, ekstrakulikuler, sampai ajang mencari popularitas dan ajang meraih prestasi. Tentunya kita memiliki tujuan dari sekolah kita sendiri, walaupun keraguan itu masih terlukis di pikiran kita, di sekolah kita dapat mengukur kemampuan kita dengan hasil ulangan harian, ujian tengah semester bahkan hasil nilai rapor, sehingga dapat kita ketahui sebatas apa kemampuan untuk masa depan kita.

Untuk itu penulis mencoba membuat karya tulis ilmiah yang berisikan segala sesuatu yang terjadi di kehidupan SMA, it’s all about high school men. Semuanya, dari pertama kali kita masuk sebagai anak baru hingga akhir perjuangan kita masuk pengguruan tinggi. Karya tulis menekankan betapa pentingnya masa-masa SMA dalam kehidupan kita. Penulis mencoba membawanya dengan sedikit santai tapi cerdas.

Menimbang dari berbagai pengalaman yang telah penulis alami tentang awal masuknya SMA, kerasnya pergaulan anak SMA, susahnya menjadi anak baru, susahnya menghadapi tipe guru yang berbeda-beda, susahnya tertib untuk sekolah, susahnya membagi waktu dengan pacar susahnya menghadapi cinta ketika datang dan menggoda, sampai pembentukan kepribadian dengan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Maka penulis ingin melihat sebatas apa pandangan siswa terhadap sekolah untuk masa depannya. Penulis membuat tema karya tulis ilmiah dengan judul “Pengaruh Sekolah Sebagai Penentu Masa Depan”, dan topiknya “Pengaruh Pendidikan Tingkat SMA Sebagai Penentu Masa Depan Siswa”


1.2        Tujuan penulisan

Adapun tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah sebagai berikut :
·         Untuk mengetahui apa saja yang menjadi peran penting pendidikan sebagai penentu masa depan.
·         Untuk mengetahui peran pendukung pada masa depan.
·         Untuk mengetahui hubungan minat belajar dengan peran masa-masa sekolah untuk masa depan.
·         Untuk dapat berpikir positif pada masa depan kita lewat pandangan masa-masa sekolah sebagai penentu masa depan.

1.3        Manfaat penulisan

Adapun manfaatnya sebagai berikut :
·         Agar bisa membuat para siswa yakin bahwa masa-masa SMA penting bagi kalangan remaja sekarang.
·         Agar dapat mengetahui pentingnya pendidikan untuk masa depan.
·         Agar dapat menjadi patokan untuk adik-adik yang belum merasakan masa-masa SMA agar dapat berpikir yang positif untuk selanjutnya.
·         Selanjutnya manfaat lainnya bisa ditentukan oleh pembaca sendiri.

1.4        Rumusan Masalah

·         Bagaimana peranan penting pendidikan untuk penentu masa depan?
·         Apa saja yang termasuk peran pendukung untuk masa depan?
·         Bagaimana pengaruh minat belajar siswa di sekolah terhadap masa depan?
·         Apa saja faktor penentu sebagai pendidikan masa depan?

1.5        Batasan masalah

Berhubung terlalu luasnya rumusan masalah maka penulis membatasi penelitian masalah pada faktor penentu untuk pendidikan masa depan dan faktor minat belajar siswa.

1.6        Metode Penulisan

Dalam karya tulis ini, penulis menggunakan metode kajian pustaka berupa pencarian informasi di buku ataupun di internet.


BAB II
KAJIAN TEORI

2.1              Pengertian pendidikan

Pendidikan menurut pandangan ahli filsafat pendidikan di antaranya , adalah menurut:
1.      Jhon Dewey (1995:43) berpendapat pendidikan adalah proses yang tanpa akhir (education is the process without end). Dan pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir (daya intelektual) maupun emosional (perasaan) yang diarahkan kepada tabiat manusia kepada sesamanya.

2.      Van Cleve Morris (1995 : 43) yang berbahan kultural empiris berpendapat bahwa pendidikan adalah studi filosofi yang pada dasarnya bukan hanya alat untuk mengalihkan cara hidup secara menyeluruh kepada setiap generasi, melainkan juga agen (lembaga) yang bertugas melayani hati nurani masyarakat dalam perjuangan mencapai hari depan yang lebih baik.

3.      Pendapat ahli filsafat Idealisme, Herman H. Horne (1995 : 43) menyatakan bahwa pendidikan adalah proses penyesuaian diri dengan sesama manusia dengan alam jagat raya.

4.      Dr. Omar Mohamad Al-Toumy Al-Syaebani (1995:44), mengartikan pendidikan sebagai usaha mengubah tingkah laku individual (orang perorangan) dalam kehidupan pribadinya, dalam kehidupan sosial (kemasyarakatan) dan dalam kehidupan di lingkungan alam sekitar melalui suatu proses.

5.      Dr. Mohammad Fadhilal Djamaly (1995:44), bahwa pendidikan adalah proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik, yang mengangkat derajat kemanusiaan sesuai dengan kemampuan dasar manusia (fitrah) dan kemampuan ajarnya (pengaruh dari luar).

6.      Dr. M.J. Langeveld (1995:45), berpandangan bahwa pekerjaan mendidik adalah membimbing anak didik yang belum dewasa ke arah kedewasaan yang bercirikan kemandirian

7.      Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989-204) adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses, perbuatan, cara mendidik.

2.2              Pengertian sekolah

Sekolah merupakan wadah atau tempat di mana dapat kita jumpai yang mengajar maupun yang diajar yang membantah dan yang menaati yang mengikuti dan tak yang mengikuti, itu merupakan sifat kecil sekolah.

Di sekolah kita dapat menemukan hal-hal penting seperti ilmu, pelajaran yang dapat menjadi awal untuk ke depan, seperti halnya kita membutuhkan pelajaran bahasa Indonesia untuk kepentingan diri kita seperti ketika kita ingin melamar pekerjaan, kita harus tahu bagai mana cara menulis suatu surat lamaran pekerjaan, jangankan surat lamaran kerja untuk surat izin sakit kita membutuhkannya, saat sekarang atau untuk ke depannya namun bukan hanya di sekolah saja kita mendapatkan suatu pelajaran kita dapat mendapatkan pelajaran di mana saja kita berada.

Sekolah juga tempat untuk berteman tentunya sekolah bukan hanya tempat pembelajaran kan? Di sekolah dapat kita temukan teman untuk bertukar pikiran mengenai pelajaran ataupun tidak tentang pelajaran seperti kita ketikan mengalami kesulitan tempat pertama sering kita limpahkan yaitu ke teman kita. Jadi sekolah dapat dikatakan sebagai tempat yang mengasyikkan dapat pengetahuan sekaligus dapat ke asyikkan.

2.3              Faktor-faktor penentu pendidikan di masa depan

1.      Orang Tua

Orang tua merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan pendidikan di masa depan, karena mereka orang yang telah membesarkan kita sampai saat sekarang ini. Orang tua adalah sebagai sumber dana yang akan terus setia menyuplai tanpa ada kontrak kerja seperti pengembalian atau penggantian di kemudian hari. Dikarenakan kebutuhan ketika melanjutkan sekolah sangat membutuhkan pengeluaran dana yang terbilang besar, sementara umumnya anak sekolah di Indonesia tidak memiliki pekerjaan tetap dan umumnya masih menerima uang bulanan tetap untuk membiayai pendidikan yang kita jalani. Sehingga orang tua sangat berpengaruh dalam hal keuangan atau pembiayaan hidup untuk seorang anak yang hendak melanjutkan pendidikan ke tingkat selanjutnya.

Terlepas dari kata-kata uang sebagai pelengkap hidup, orang tua juga sangat dibutuhkan untuk mengarahkan pola pendidikan selanjutnya untuk si anak. Suara orang tua di harapkan mampu dijadikan pedoman atau panutan dalam menentukan arah pendidikan yang akan di pilih oleh si anak. Hal ini disebabkan karena, tidak mungkin orang tua memberikan pilihan yang salah untuk si anak dalam hal pendidikan. Karena sudah jelas bahwa kasih orang tua sepanjang masa, dan validitas kalimat itu sudah tidak diragukan lagi kebenarannya. Dalam hal ini orang tua diharapkan mampu memberikan arahan yang tepat kemudian disesuaikan dengan potensi dan kondisi dari si anak sendiri, selain itu juga orang tua diharapkan setia mendampingi proses si anak minimal sampai selesai menentukan pilihannya.

Umumnya kondisi anak yang baru menyelesaikan pendidikan di tingkat SMA sederajat masih labil ketika dihadapkan pada pilihan untuk melanjutkan di mana?, Jurusan apa?, bagaimana caranya?, dan dalam kondisi labil seperti ini orang tua mempunyai peran sentral yang sangat di harapkan kontribusinya. Kontribusi minimal dari orang tua bisa berupa pilihan kampus, pilihan jurusan, dan lain-lain. Namun dalam proses ini orang tua diharapkan untuk tidak diktator dalam menyajikan pilihannya untuk si anak. Peran orang tua hanya diharapkan untuk bisa menjadi jembatan pengalaman yang kemudian di transformasikan kepada si anak, langkah diktator bisa di berlakukan dengan syarat kalau si anak tidak mampu memutuskan pilihannya sendiri.

Setelah pilihan ditentukan oleh si anak selanjutnya orang tua diharapkan untuk memberikan motivasi atau semangat dan keyakinan bahwa si anak mampu dan bisa melewati dan menjalani ini sampai jauh ke depan. Kata-kata motivasi atau nasihat dari orang tua diharapkan menjadi sebuah motivasi dan hukum berjalan yang selalu siap bekerja ketika dibutuhkan, hal ini karena kata-kata motivasi atau nasihat dari orang tua adalah bahasa hati yang diharapkan juga bisa langsung di terima oleh hati si anak sebagai sebuah bahasa yang harus di pertanggungjawabkan kemudian hari.

2.      Teman

Dalam proses menentukan pilihan pendidikan, teman bisa menjadi faktor X yang kedua sebagai syarat kelancaran pilihan yang diberikan. Namun bisa juga teman dijadikan sebagai faktor utama dan sebagai bahan contoh apabila sudah mantap menentukan pilihan pendidikannya sendiri, kondisi ini akan memacu kita untuk bisa lebih baik di banding teman kita yang sudah mantap menentukan pilihan pendidikan untuk dirinya. Hal ini bisa di jadikan pemantik atau motivasi untuk segera melakukan hal yang sama dengan teman kita tadi. Kondisi seperti ini akan memberikan atmosfer semangat yang berbeda dalam proses menentukan pilihan pendidikan. Atau teman dijadikan orang tua sementara karena hal ini disebabkan antara lain teman sebaya, teman bermain, teman cerita, dan lain-lain. Hal ini bisa memunculkan keberanian si anak untuk bebas berbicara tanpa takut salah, faktor ini bisa menjadikan kondisi menjadi lebih rileks dan santai, hal ini bisa memunculkan bahasa-bahasa atau Kemauan yang terpendam yang belum sempat terbahaskan. Namun hal ini hanya akan berjalan efektif jika teman yang kita jadikan faktor X sudah di akui kredibilitasnya minimal dalam hal informasi pendidikan lanjutan, atau minimal memiliki semangat untuk melanjutkan pendidikan yang sama. Sehingga tidak terjadi ketimpangan ketika proses berjalan, karena kondisi teman sebaya atau teman sepermainan bisa saja sama-sama sedang labil ketika diberikan pilihan dalam melanjutkan pendidikan yang terbaik buat hidupnya.

Syarat teman yang akan dijadikan akses informasi atau sebagai media penyalur motivasi haruslah orang yang tepat, sehingga pilihan atau saran yang muncul bukanlah sesuatu yang salah dan menyesatkan. Pilihan atau saran yang diberikan harus memiliki dasar alasan yang cukup kuat dengan faktor-faktor pendukung dari si anak/kita. Hal ini di maksudkan supaya ketika pilihan yang diambil sudah di jalani tidak ada yang perlu di persalahkan jika ada yang harus di salahkan. Satu hal yang bisa di manfaatkan dan tidak memiliki dampak buruk adalah teman bisa dijadikan media penyalur motivasi, alat pemacu ketika kita masih disibukkan dengan pilihan. Kondisi ini akan memberikan efek bersaing sehat untuk menjadi yang terbaik, karena kondisi persaingan akan memaksa seseorang untuk bertindak cepat dan tepat.

3.      Lingkungan

Lingkungan dan pendidikan adalah hal yang berhubungan, lingkungan yang baik akan menjadikan pendidikan baik, dan pendidikan yang baik akan menjadikan lingkungan baik. Sudah bisa di maknai jika lingkungan adalah salah satu faktor penting dalam memilih pendidikan, karena kondisi lingkungan yang baik akan memaksa kita untuk menjadi baik. Hal ini bisa di korelasikan bahwa, dalam hal ini perlu di perhatikan bagaimana lingkungan memberikan pendidikan untuk masyarakatnya. Bagaimana lingkungan mengajarkan arti pentingnya pendidikan bagi seorang manusia, dan bagaimana kita memaknai lingkungan sebagai guru yang mengajarkan dan memberikan jawaban atas pilihan-pilihan kita seputar pendidikan. Lingkungan bisa dijadikan sumber inspirasi, karena kondisi dan dinamika lingkungan sudah pasti memberikan sebuah jawaban walaupun dengan ilustrasi. Dengan memaknai kondisi dan dinamika lingkungan kita bisa menarik benang merah, harus di tempatkan di mana dan bagaimana pilihan-pilihan yang kita hadapi.

Contohnya seperti, ketika kita berada di tengah lingkungan orang-orang terpelajar maka kita akan terpacu untuk menjadi bagian dari orang-orang terpelajar juga, ketika kita berada di tengah orang-orang sukses maka kita akan termotivasi bagaimana menjadi orang sukses dan bisa berada bersama mereka orang sukses. Kondisi seperti ini bisa dijadikan kunci jawaban atas persoalan yang kita hadapi, karena kita bisa mencuri ilmu atau mencari pengalaman bagaimana langkah mereka bisa sukses atau menjadi orang-orang yang terpelajar seperti saat sekarang. Sudah tentu jawaban atau pengalaman yang mereka berikan tidak diragukan lagi kebenarannya, karena sudah terbukti dan kita bisa melihat hasilnya. Kondisi lingkungan yang baik bisa dijadikan motivasi untuk pendidikan kita.

Namun bagaimana mencari alternatif jika kondisi yang kita harapkan tidak sesuai, apakah lantas harus berhenti, harus menyerah. Tidak, seperti sudah di jelaskan di atas bawa kondisi lingkungan bisa dijadikan sumber inspirasi, apa yang harus kita lakukan ketika kita berada tengah lingkungan yang tidak mendukung, di tengah lingkungan yang tidak ada satu pun manusia terpelajar, di tengah lingkungan yang tidak memiliki manusia sukses, atau segudang masalah lainnya. Di sini adalah saatnya mengaplikasikan potensi yang kita miliki, mengaplikasikan motivasi yang kita punya. Kondisi yang tidak mendukung seperti di atas harus dijadikan sebuah motivasi untuk berubah. Kondisi yang tidak mendukung bisa dijadikan jawaban atas pilihan-pilihan atau pertanyaan-pertanyaan kita. Karena ternyata belum banyak yang bisa di jawab oleh manusia di sekitar kita, dan kita adalah orang yang harus siap mengambil bagian-bagian terbaik dari hidup dan lingkungan kita.

2.4              Faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa

Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa - Menurut Abdullah (1989), ada beberapa yang mempengaruhi minat seseorang terhadap mata pelajaran tertentu. Secara keseluruhan faktor tersebut digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa) dan faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa).

Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa - Dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat siswa dalam mata pelajaran, yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini adalah faktor kurikulum, faktor dari dalam diri siswa, faktor metode mengajar, faktor guru, serta sarana dan prasarana. Untuk lebih jelasnya, pengaruh dari masing-masing faktor minat belajar siswa dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Faktor Kurikulum

Arah pengembangan pengajaran mata pelajaran pada masa mendatang tidak dapat terlepas dari tujuan dan fungsi kurikulum yang berlaku saat ini, yaitu kurikulum 1994. Pada Kurikulum 1994 terdapat beberapa fungsi pelajaran khususnya di tingkat Sekolah Dasar, adalah :
1.      Membantu siswa memahami konsep-konsep pembelajaran.
2.      Membantu mengembangkan sikap ilmiah dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari.
3.      Membantu menggunakan dan mengembangkan keterampilan proses dalam mempelajari konsep-konsep pembelajaran.
4.      Membantu siswa dalam menerapkan konsep-konsep pembelajaran yang dibantu ilmu dasar lainnya dan dikembangkan dalam teknologi.
5.      Membantu siswa memahami keteraturan kehidupan makhluk hidup seperti pembelajaran biologi sehingga menimbulkan rasa kagum dan cinta kepada Allah Yang Maha Kuasa.
6.      Membantu persiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
7.      Meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Siswa adalah sekelompok manusia yang akan diajar, dibimbing, dan dibina menuju pencapaian tujuan belajar yang ditentukan. Siswa juga mempunyai peranan dalam proses belajar mengajar. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar terjadi interaksi antara guru dan siswa, dan antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya, yaitu terjadinya saling tukar informasi dan pengalaman mengarah kepada interaksi proses belajar mengajar yang optimal (Ali, 1993).

Proses belajar mengajar menurut konsep ini, siswa menggunakan seluruh kemampuan dasar yang memilikinya sebagai dasar untuk melakukan berbagai kegiatan agar memperoleh prestasi belajar yang optimal. Dalam hal ini, fungsi guru dalam proses belajar mengajar seperti diungkapkan oleh Sardiman (1992) adalah :
1.      Mencari perangsang atau motivasi agar siswa mau melakukan satu tujuan tertentu.
2.      Mengarahkan seluruh kegiatan belajar kepada suatu tujuan tertentu
3.      Memberi dorongan agar siswa mau melakukan seluruh kegiatan yang mampu dilakukan untuk mencapai tujuan.

c. Faktor Metode Mengajar

Mengajar atau mentransfer ilmu dari guru kepada siswa memerlukan suatu teknik atau metode tertentu. Metode tersebut dengan istilah metode mengajar. Dalam dunia pendidikan telah dikenal berbagai metode mengajar yang dapat digunakan .

Di sekolah atau lembaga pendidikan tertentu terdapat banyak mata pelajaran dan tiap mata pelajaran  mempunyai tujuan-tujuan tersendiri. Untuk mencari tujuan tersebut setiap guru harus memilih metode mengajar yang manakah yang paling tepat untuk mata pelajaran atau pokok bahasan yang akan diajarkannya. Hal tersebut disebabkan karena tidak semua pokok bahasan cocok untuk diterapkan satu mata pelajaran atau pokok bahasan. Oleh karena itu, guru yang mampu menggunakan berbagai metode pengajaran dan menerapkannya dalam proses belajar mengajar akan dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa (Roestiyah, 1993).

d. Faktor Guru

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh seseorang tanpa memiliki keahlian sebagai guru. Untuk menjadi seorang guru, diperlukan syarat-syarat khusus, apa lagi seorang guru yang profesional yang harus menguasai seluk beluk pendidikan dan mengajar dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu.
Guru merupakan unsur penting dalam keseluruhan sistem pendidikan. Oleh karena itu peranan dan kedudukan guru dalam meningkatkan mutu dan kualitas anak didik perlu diperhitungkan dengan sungguh-sungguh. Status guru bukan hanya sebatas pegawai yang hanya semata-mata melaksanakan tugas tanpa ada rasa tanggung jawab terhadap disiplin ilmu yang diembannya. Dalam pendidikan itu, guru mempunyai tiga tugas pokok yang dapat dilaksanakan sebagai berikut:
1)   Tugas profesional
Tugas  profesional  ialah  tugas  yang  berhubungan dengan profesinya.
Tugas profesional ini meliputi tugas mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan.
2)   Tugas manusiawi
Tugas manusiawi adalah tugas sebagai manusia. Dalam hal ini baik guru mata pelajaran bertugas mewujudkan dirinya untuk merealisasikan seluruh potensi yang dimilikinya. Guru di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpatik sehingga ia menjadi idola siswa. Di samping itu transformasi diri terhadap kenyataan di kelas atau di masyarakat perlu dibiasakan, sehingga setiap lapisan masyarakat dapat mengerti bila menghadapi guru.
3)   Tugas kemasyarakatan 
Tugas kemasyarakatan ialah guru sebagai anggota masyarakat dan warga negara seharusnya berfungsi sebagai pencipta masa depan dan penggerak kemampuan. Bahkan keberadaan guru merupakan faktor penentu yang tidak mungkin dapat digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak dulu terlebih-lebih pada masa kini.
Di samping ketiga tugas pokok tersebut di atas, menurut Muhtar (1992), guru juga berperan sebagai :
      a)    Fasilitator perkembangan siswa
Kemampuan dan potensi yang dimiliki siswa tidak mungkin dapat berkembang dengan baik apabila tidak mendapat rangsangan dari lingkungannya. Dalam suasana sekolah, guru diharapkan dengan siswa secara individual telah mempunyai kemampuan dan potensi itu. Dengan kata lain mempunyai peranan sebagai fasilitator dalam mengantarkan siswa ke arah hasil pendidikan yang tinggi mutunya.
      b)    Agen pembaharuan
Kehidupan manusia merupakan serangkaian perubahan-perubahan yang nyata. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi ini mengalami kepesatan yang melangit. Dalam hal ini, guru dituntut untuk tanggap terhadap perubahan dan dituntut untuk bertugas sebagai agen pembaharuan dan mampu menularkan kreatifitas dan kesiapan mental siswa.
      c)    Pengelola kegiatan proses belajar mengajar
Guru dalam hal ini bertugas mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu dalam menyajikan materi pelajarannya. Guru berperan dan bertugas sebagai pengelola proses belajar mengajar. 
      d) Pengganti orang tua di sekolah
Guru dalam hal ini harus dapat menggantikan orang tua siswa apabila siswa sedang berada di sekolah. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengganti orang tua, guru-guru harus mampu menghayati hubungan kasih sayang seorang bapak atau seorang ibu terhadap anaknya. Oleh karena itu, guru mampu mengenal suasana siswa di rumah atau dalam keluarganya.
      e. Faktor Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana sangat menunjang keberhasilan pengajaran misalnya fasilitas gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, alat peraga dan lain-lain.
Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar mempunyai fungsi utama (Nasution, 1990), yaitu :
1.      Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis hanya dalam bentuk kata-kata atau lisan belaka.
2.      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, daya indra seperti objek terlalu besar dapat digantikan dengan gambar, film, atau model.
3.      Dengan menggunakan media pengajaran secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif siswa, dan
4.      Dengan sikap yang unik untuk tiap siswa dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum materi pelajaran yang ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan jika harus diatasi sendiri.



BAB III
PENUTUP

3.1              Kesimpulan

Dari uraian di atas penulis menyimpulkan :
·         Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses, perbuatan, cara mendidik.
·         Sekolah merupakan sarana, bangunan, atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pembelajaran, seperti ketika terjadi waktu atau pertemuan proses pembelajaran untuk memberikan pengetahuan.
·         Penulis menemukan faktor-faktor yang menentukan pendidikan di masa depan seperti orang tua , teman atau sahabat, dan serta lingkungan kita sendiri. Merekalah yang menjadi faktor iri kita
·         Dan faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa yaitu faktor kurikulum, faktor dari dalam diri siswa, faktor metode mengajar, faktor guru, serta sarana dan prasarana. Faktor-faktor tersebut memiliki peran masing-masing untuk mempengaruhi minat para siswa dalam belajarnya.

3.2              Saran

Dari kesimpulan di atas penulis memberikan saran sebagai berikut:
Guru harus mau menjadi peran sebagai orang tua kedua bagi siswa, demikian juga siswa  mau mengakui bahwa  guru adalah orang tua kedua, agar tidak hanya di rumah saja siswa mendapat faktor untuk masa depannya namun mereka juga mendapatkannya di rumah sekolah bukan hanya itu mereka pun bertambah satu lagi orang tua mereka. Dan untuk organisasi (sekolah) agar berupaya mengidentifikasi hal-hal yang memicu keadaan siswa , dan yang mendidik harus mengupayakan suasana belajar  yang aman, menyenangkan  dan penuh kekeluargaan yang disertai dengan pemberian motivasi-motivasi supaya menghindari stres di lingkungan belajar dengan menciptakan suasana kerja yang kondusif dan menyenangkan lebih efektif bagi perkembangan sekolah daripada menciptakan suasana yang dapat memacu stres dan agar minat belajar bertambah serta  pendidikan untuk masa depannya lebih menyenangkan tidak tegang.


Daftar Pustaka

http:// wordpress.com/”KaryaTulisIlmiahPeranOrangTuadalamPendidikan”/2011/06/30/
http://www.sarjanaku.com/Pendidikan/


Riwayat Hidup


Nama penulis ini Rahani agustina dilahirkan di Jambi pada tanggal 06 agustus 1996 sebagai anak kedua dari pasangan Rd.Sargawi dan Siti Ropiah yang berjenis kelamin perempuan dan beragama islam.
Latar Pendidikan saya, saya mulai dari SDN 208 Kota Jambi enam tahun berlalu saya pun lulus pada tahun 2008 pada tahun 2008 itu pula saya mendaftarkan diri di madrasah Alhamdulillah saya diterima di Madrasah Tsanawiyah Jauharul Islam kabupaten Muaro Jambi dan menamatkannya pada tahun 2011 ini kesempatan saya untuk melanjutkan ke sekolah menegah atas di SMA Negeri 8 Muaro Jambi yang saat ini hampir berakhir.


Penulis yang satu ini bernama Ulia Niati, tepatnya hari rabu tanggal 02 Juli 1997 Alhamdulillah saya terlahir dengan normal di Kerinci, telago pulau tengah sebagai anak perempuan ke dua dari empat bersaudara, dari seorang ayah Husaini nurdin sebagai PNS di ruang tata usaha dan ibu Misriati sebagai pengurus rumah tangga, saya sangat menyayangi mereka dan alhamdulilah saya terlahir beragama Islam.
Latar pendidikan saya, saya mulai dari Madrasah Ibtidayah Negeri Berembang Muaro Jambi tahun 2008 saya terdaftar di lembaran kertas kelulusan, setelah lulus saya melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Negeri Berembang tak disangka tiga tahun pun berlalu, pada tahun 2011 saya terdaftar di SMA Negeri 8 Muaro Jambi saat ini tengah saya jalani.


Lampiran

Lembaran ini adalah lembaran bimbingan selama pembuatan karya ilmiah dengan guru pembimbing  Lely septasari,S,pd

No
Hari/Tanggal bimbingan
Perbaikan
Paraf guru
1
Kamis/18-10-2012
·      Halaman pendahuluan
·      Rumusan masalah
·      Menambahkan pembatasan masalah
·      Mengubah kata kami menjadi penulis bagian latar belakang.

2
Senin/19-11-2012
·      Isi kata pengantar
·      Kata pengantar tidak berhubungan dengan halaman persembahan
·      Halaman ucapan terima kasih di ganti dengan halaman persembahan
·      Jika gunakan bahasa asing maka harus di cetak miring.

3
Jum’at/11-01-2013
·      Besar huruf pada cover pada judul harus lebih besar
·      Pada bagian yang masing dalam bagian halaman hanya enter satu kali
·      Penutupan menjadi penutup
·      Perbaikan daftar pustaka dan urutkan menurut abjad.

4
Senin/14-01-2013
·      Perbaikan cover
·      Perbaikan space
·      Daftar pustaka

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar